Bahankonduktor yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari, biasanya terbuat dari bahan logam. Tuliskan kata-kata tersebut di dalam tabel berikut, lalu carilah artinya dengan menggunakan kamus. Buatlah paling sedikit dua kalimat dengan menggunakan kata-kata tersebut dengan menggunakan kalimat lengkap dan kata yang baku. Contoh Kunci Contohbangun ruang limas dalam kehidupan sehari hari. Oleh karena itu, struktur candi, gereja, dan bangunan lainnya merupakan contoh nyata dari benda berbentuk prisma yang digunakan dalam kehidupan . Pelajari dan download contoh benda berbentuk limas dalam kehidupan sehari hari secara gratis. 21 benda berbentuk balok yang ada disekitar kita . Berikutini nama hari dalam Bahasa Jepang dan artinya: Hari Senin yaitu 月 (getsu) yang berarti bulan. Hari Selasa yaitu 火 (ka) berarti api. Hari Rabu yaitu 水 (sui) berarti air. Hari Kamis yaitu 木 (moku) berarti kayu. Hari Jumat yaitu 金 (kin) berarti logam. Hari Sabtu yaitu 土 (do) berarti tanah. Vay Tiền Nhanh. UPAYA menghidupkan kembali aksara Jawa perlu komitmen banyak pihak, dari guru hingga masyarakat umum. Penggunaan aksara Jawa pun tidak hanya cukup dilakukan di dalam kelas menulis tetapi hingga kehidupan sehari-hari. Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran MGMP SMA DIY Slamet Nugroho menyampaikan MGMP Bahasa Jawa sejak awal berkomitmen melestarikan aksara Jawa tidak hanya di kelas tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. MGMP Bahasa Jawa menjadi salah satu bagian dalam pelaksanaan Kongres Aksara Jawa KAJ yang berlangsung 22-26 Maret 2021 di Yogyakarta. "Pengenalan aksara Jawa di ranah digital telah diberikan para guru bahasa Jawa DIY kepada siswa-siswinya sejak 3 tahun lalu dalam pembelajaran," kata Slamet usai acara KAJ I, Jumat 26/3. Ketua MGMP Bahasa Jawa SMK DIY Sinar Indra Krisnawan menambahkan MGMP Bahasa Jawa turut andil melaksanakan amanat KAJ 1 dengan menjadi mitra strategis Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga DIY. MGMP Bahasa Jawa telah menyusun kurikulum yang terstruktur berkesinambungan dalam pembelajaran aksara Jawa mulai dari pendidikan TK, SD, SMP, hingga jenjang SMA/SMK. MGMP sebagai wadah para guru untuk melaksanakan mandat sebagai pendidik bangsa sudah selayaknya menjadi jembatan guru dan Dinas Pendidikan dan Pemuda dan Olahraga dalam mengurai penyelarasan kurikulum khususnya pada materi aksara Jawa. Sejauh ini masih ditemukan permasalahan dalam kurikulum Bahasa Jawa SD hingga SMA/SMK berupa proporsi materi aksara Jawa kurang seimbang. MGMP berkomitmen menjadi bagian dari organisasi para guru yang senantiasa berada pada garda terdepan dalam gerakan pelestarian aksara Jawa. "Khususnya, dalam proses belajar mengajar di sekolah, dengan menjadikan aksara Jawa sebagai mata pelajaran yang menyenangkan," ucap perwakilan MGMP SMP DIY Marsidi. Tidak hanya di kelas-kelas, aksara Jawa juga mulai dihidupkan kembali di kampung. Penggerak budaya dan aksara Jawa di Dusun Bintaran Wetan, Desa Srimulyo, Piyungan, Bantul, Akhmad Fikri, menggandeng para ketua RT serta Karang Taruna di kampungnya untuk menghidupkan kembali aksara Jawa sejak 2020. Baca juga Mendikbud Pelestarian Aksara Jawa Mutlak Dilakukan Tulisan-tulisan aksara Jawa sekarang banyak digunakan di dusunnya, dari penulisan nama pemilik rumah, penulisan nama jalan, hiasan-hiasan dinding hingga buletin khutbah salat Jumat. Ia berharap, dengan penggunaan yang masif, aksara Jawa akan lebih membumi termasuk di generasi muda dan anak-anak. "Kaum muda sangat tertarik untuk kembali belajar aksara Jawa, ini sangat menarik," jelas dia. Menurut dia, yang paling penting dalam mengajarkan aksara Jawa kepada generasi muda yakni membuat senang dulu dengan aksara Jawa. Jangan membuat pembelajaran Aksara Jawa itu susah dipahami. "Kami, para pegiat aksara Jawa berusaha supaya kaum muda melirik dan mengamalkan aksara Jawa di kehidupan sehari-hari," kata Fikri. Dia menambahkan, di era digital, revitalisasi aksara Jawa harus dibuat secara masif ke dalam ranah digital. Dengan demikian, aksara kuno ini bisa dipelajari dengan cara kekinian.OL-5 Berikut adalah 6 contoh kesalahan umum dalam Bahasa Indonesia yang sering terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Hei, semua! Bertemu lagi dengan gue, Fajar. Pada Zenius Blog kali ini, gue ingin mengajak kalian membahas sesuatu yang relatif ringan. Sesuatu yang pasti kita gunakan untuk berkomunikasi dengan orang lain, yaitu berbahasa. Sayangnya, mungkin karena sering digunakan dan lebih mementingkan “Ah yang penting orang itu nyambung dengan omongan gue“, banyak yang menyepelekan penggunaan Bahasa Indonesia yang benar dan baik. Akhirnya, muncul berbagai salah kaprah dalam berbahasa. Tulisan ini menyambung tulisan gue sebelumnya yang berjudul 10 Salah Kaprah dalam Bahasa Indonesia. Kali ini, gue akan bahas kelanjutannya dan penambahan analisis dari beberapa bahasawan terkenal Indonesia. Jika elo tertarik dengan dunia linguistik, wajib deh baca tulisan ini. Sebenarnya ada banyak sekali hal yang bisa kita bahas dalam topik ini. Tapi, gue akan memilih enam saja dan umum terjadi di penuturan sehari-hari, terutama di media-media. Apa saja contoh-contohnya? Monggo, disimak tulisan di bawah ini. 1. Dipungkiri atau dimungkiri? Gue yakin, sebagian besar dari kalian pasti lebih akrab dengan dipungkiri, kan? Awas kalau enggak 🙂 Tapi, dari dua pilihan di atas, dimungkiri lebih tepat karena kata dasarnya adalah mungkir. Kalau dicek di kata ini diserap dari bahasa Arab munkir. Kalo masalah makna, gue rasa kalian sudah tahu makna dari kata ini. KBBI memaknainya dengan 1 tidak mengakui; tidak mengiyakan, 2 tidak setia; tidak menepati janji; menolak; menyangkal. Tetapi, saat dipakai dengan imbuhan, kenapa jadi dipungkiri, ya? Bahasawan Ivan Lanin berpendapat, ini mungkin karena para penutur menyangka bentuk pasifnya turunan dari kata pungkir yang huruf “p”-nya mengalami pelesapan saat diberi imbuhan “me-“ “memungkiri“. Dengan kata lain, salah kaprah ini terjadi karena banyak orang tidak tahu bentuk aktifnya memungkiri, terus malah mengira, “Ah.. pasti kata dasarnya pungkir nih, huruf “p” melebur jadi “m”, jadi bentuk pasifnya dipungkiri!” Profesor Harimurti Kridalaksana menyinggung gejala ini sebagai derivasi balik back-derivation atau back-formation. Derivasi balik, menurutnya sebagai proses pembentukan kata berdasarkan pola-pola yang ada, tanpa mengenal atau mempertimbangkan unsur-unsurnya. Padahal, yang tepat adalah bentuk aktifnya memungkiri dan pasifnya dimungkiri. 2. Di mana yang entah ke mana-mana sumber Kira-kira apa yang keliru dari meme di atas? Sepintas, mungkin kalian akan bilang yang keliru adalah penggunaan kata hubung “di-“ yang dipisah dari kata rebut atau kata dimana yang mestinya di mana. Tapi sebenarnya, poin utama yang keliru adalah kata di mana itu sendiri yang sering banget disalahgunakan dalam percakapan sehari-hari. Bapak Bataone menjelaskan kata “di mana” digunakan saat menanyakan sesuatu tempat dan kata hubung yang menyatakan tempat. Contoh penggunaan kata di mana yang benar Di mana kamu membeli ponsel itu? Atau Koordinatorlah yang mesti menentukan di mana rapat itu diadakan. Materi Bahasa Indonesia Lainnya dari Zenius Materi Bahasa Indonesia Teks Laporan Hasil Observasi Materi Bahasa Indonesia Teks Tanggapan Materi Bahasa Indonesia Jenis jenis Frasa Materi Bahasa Indonesia Resensi Buku Materi Bahasa Indonesia Teks Prosedur Materi Bahasa Indonesia Esai Materi Bahasa Indonesia kelas 7 Surat Pribadi Lalu sisanya? Kan banyak tuh orang menggunakan kata di mana sebagai penjelas kata sifat atau keterangan. Menurut gue, itu praktik berbahasa Indonesia yang keliru, deh. Berikut salah kaprah penggunaan kata di mana. SALAH KAPRAH SEHARUSNYA Kantor di mana saya bekerja memberikan jaminan hari tua –> Kantor tempat saya bekerja memberikan jaminan hari tua Kami menghadiri ceramah di mana Profesor Sarlito Wirawan sebagai penceramahnya –> Kami menghadiri ceramah dengan Profesor Sarlito Wirawan sebagai penceramahnya Petugas KPK telah menahan pejabat di mana dituduh terlibat korupsi –> Polisi telah menahan pejabat yang dituduh terlibat korupsi Kalau elo tertarik dengan bahasan ini, monggo membaca tulisan ini yang khusus membahas perihal di mana. 3. Dirgahayu Kemerdekaan Republik Indonesia ke-67! Dirgahayu berasal dari bahasa Sanskerta dīrghāyuṣ’, yang berarti semoga panjang umur long live. Badudu, tokoh bahasa Indonesia juga pernah membahas ini di Koran Suara Pembaruan 23 tahun yang lalu. Selama ini, dirgahayu banyak diartikan sebagai selamat ulang tahun’ ternyata mempunyai arti mudah-mudahan berumur panjang’. Lho, mengapa bukan panjang umur’? Ingat hukum DM diterangkan menerangkan & MD-nya menerangkan diterangkan STA Sutan Takdir Alisjahbana kata nomina, selanjutnya kata sifat. Baik, kembali lagi ke bahasan. Jadi, coba bayangkan arti dari gambar di atas semoga panjang umur kemerdekaan Republik Indonesia ke-67. Padahal lebih pas kalau diubah menjadi Selamat ulang tahun ke-67 Republik Indonesia – Semoga panjang umur! 4. Kita versus kami Buku Kita dan Kami, yang diangkat dari disertasi mantan Mendikbud era Presiden Soeharto, Profesor Fuad Hassan, terbitan tahun 1974 Kita dan kami terkadang dianggap sama meskipun artinya berbeda. Namun, gue kerap menemukan penggunaan kita dalam sebuah kalimat namun maksud penuturnya adalah kami. Kalau ndak percaya, coba lihat salah satu contoh di bawah Apakah kita semua pembaca tulisan dari ini merupakan anggota Markas Besar Kepolisian RI? Tentunya, maksud pak Polisi ini dia dan koleganya di kantor pusat kepolisian itu baca kami. Entah karena kadung biasa atau khawatir dikira ekslusif, terpilihlah kita alih-alih kami. Kita merujuk pada pronomina persona pertama jamak, yang berbicara bersama dengan orang lain termasuk yang diajak bicara. Kami pronominal yang berbicara bersama dengan orang lain saya dan yang lain, tak termasuk kamu dan tidak termasuk orang yang diajak berbicara. Sementara, kita menyertakan lawan bicara saya, kamu dan yang lainnya. Mengutip Ivan Lanin, perihal kita inklusif dan kami ekslusif ini masuk ranah linguistik dengan istilah clusivity atau klusivitas. Klusivitas lumrah tersua pada bahasa dalam rumpun Austronesia, termasuk bahasa kita. Ternyata cuplikan ini lebih pas, yah? 5. Karut marut versus carut marut Dua kata ini merupakan jenis kata ulang berubah bunyi, laiknya pernak-pernik, lenggak-lenggok, tindak-tanduk, sayur-mayur atau lauk-pauk. Meskipun sepintas dua kata ulang ini mirip, ternyata maknanya berbeda lho. Karut menurut KBBI, punya makna kusut; kacau tidak keruan. Sedangkan karut-marut juga berarti kusut kacau; rusuh dan bingung tentang pikiran, hati, dan sebagainya; banyak bohong dan dustanya tentang perkataan, dan sebagainya.. Lalu apa arti carut-marut? Carut sendiri berarti “keji, kotor, cabul” dalam konteks perkataan. Sedangkan carut-marut berarti “perkataan yang keji, berkata kotor atau bersumpah-serapah”. Kalau elo melihat ada teman yang mengumpat menggunakan kata kotor, itu artinya ia sedang bercarut-marut. Nah, coba bandingkan judul berita pada ilustrasi di atas. Maksud hati sang wartawan ingin menyampaikan kondisi Persebaya yang kusut secara organisasi, eh malah menyiratkan bahwa mereka kesal dan berkata yang bukan-bukan. Salah kata berakhir menjadi salah makna. Mau sampai kapan kita mau salah terus? 6. Sosial media versus media sosial Sebenarnya, ini contoh yang sederhana. Penyerapan istilah asing tentu mengikuti kaidah bahasa yang jadi penyerap. Untuk konteks ini, berlaku hukum DM dan MD, menerangkan diterangkan dan diterangkan menerangkan. Terjemahan social media tentunya media sosial, bukan? Bukan sosial media. Media adalah rupa dari menerangkan dan sosial adalah rupa dari diterangkan. Artinya, media sosial itu adalah media untuk seseorang atau kelompok bersosialisasi dengan orang lain. Lalu bagaima dengan sosial media? **** Dari enam contoh di atas, seberapa sering kalian menemukannya di media massa entah cetak atau media elektronik? Media massa punya peran besar dalam menyebarluaskan salah kaprah ini. Coba bayangkan, beberapa contoh di atas itu cuplikan dari media massa atau merk terkenal, maka orang banyak akan menganggap itu yang benar. Kalau sudah demikian, maka setiap pelanggan atau pembaca media itu akan mengulang kesalahan itu kembali. Masih mending kalau si pengulang bukan tokoh atau orang tekenal. Bagaimana kalau orang terkenal, tokoh publik atau pesohor selebritas? Maka mereka akan mengulang kesalahan para media massa dan merk terkenal itu. Kesalahan semakin kaprah lazim dan berjamaah. Apalagi, ada anggapan sesuatu yang sering atau banyak dipakai itu berarti benar. Semakin repot deh. Gue berharap tulisan ini bisa menjadi ajakan untuk mengamati kembali gaya berbahasa Indonesia kita selama ini. Selama kesalahkaprahan itu digunakan dalam ragam cakapan tak resmi, gue rasa masih bisa dimaklumi. Bagaimana kalau dalam ragam resmi? —————————CATATAN EDITOR————————— Kalo ada di antara lo yang mau ngobrol atau nanya-nanya sama Fajar tentang contoh salah kaprah lain dalam berbahasa Indonesia, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini. Baca Juga Artikel Bahasa Indonesia Lainnya Teks prosedur kompleks Materi teks prosedur Soal teks prosedur Lihat Juga Proses Belajar Ala Zenius di Video Ini  Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Salah – Kosakata vocabulary dalam bahasa Inggris adalah pembendaharaan kata yang kemudian digunakan untuk menyusun kalimat baru. Seseorang mempunyai banyak kosakata yang dikuasai umumnya bisa dipengaruhi oleh tingkat pendidikannya. Agar dalam berkomunikasi lancar maka penambahan kosakata seseorang merupakan bagian yang sangat penting. Baca Juga 100 Kosakata Bahasa Korea Sehari-hari Untuk Pemula Peraturan kosakata bahasa Indonesia mengacu kepada ejaan yang sudah diresmikan EYD yang terkumpul dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Kenyataannya kosakata bahasa Indonesia di bagi menjadi dua, yaitu kosakata baku dan kosakata tidak baku. Kosakata baku adalah kosakata bahasa Indonesia yang sudah diresmikan sesuai dengan EYD. Tertawa adalah salahsatu contoh kosakata bahasa Indonesia baku. Sedangkan kosakata tidak bakunya adalah ketawa. Kosakata biasa kita gunakan untuk melakukan komunikasi atau pembuatan kalimat dalam menulis. Sebaiknya agar dalam penerapannya tidak mengalami salah eja maka kita harus sesantiasa berpedoman kepada Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI. Sekarang KBBI sudah tersedia versi online dengan mengakses Walaupun kelengkapan referensi versi online tidak selengkap versi offline hardcopy, tapi KBBI versi online salahsatu alternatif untuk memudahkan dalam pencarian setiap kita menemukan kosakata yang ragu akan kebenaran ejaan atau artinya. Jika kita tidak berpedoman terhadap KBBI terkadang kita sering salah dalam mempraktikkan kosakata. Apalagi jika profesi kita sebagai seorang WordPresser atau Blogger. Karena seperti yang sudah kita tahu, kegiatan sehari-hari WordPresser atau Blogger adalah menulis artikel untuk diterbitkan di blognya. Ini akan berakibat besar jika memang kosakata yang salah eja tersebut kita jadikan untuk menembak kata kunci keyword. Bisa jadi mesin pencari akan kebingungan memprediksi keyword dari artikel yang ditargetkan. Bukan maksud saya menggurui, namun sudah sepantasnya kita saling mengingatkan dalam kebenaran. Saya sendiri mengakui ternyata banyak artikel-artikel yang sudah saya terbitkan dan ternyata masih ada sebagian kosakata yang ejaanya salah. Atas dasar tidak tahu sehingga awalnya saya kira kosakata tersebut adalah benar. Dari banyaknya kosakata bahasa Indonesia yang sering saya gunakan dalam kegiatan sehari-hari atau dalam membuat artikel, saat ini saya menemukan 10 kosakata yang ternyata kebiasaan mengeja saya tersebut salah besar menurut EYD atau KBBI. Kemudian saya tulis kembali kosakata yang sering salah eja tersebut hingga menjadi sebuah artikel. Diharapkan tulisan ini ada manfaatnya khusus untuk teman-teman yang belum mengetahuinya. Berikut 10 Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Sering Salah Dieja1. Silakan atau Silahkan2. Aktivitas atau Aktifitas3. Kualitas atau Kwalitas4. Manfaat atau Manfa’at5. Analisis atau Analysis6. Sekadar atau Sekedar7. Praktik atau Praktek8. Mengubah atau Merubah9. Nol atau Kosong10. Di mana atau DimanaBerikut 10 Kosakata Bahasa Indonesia Sehari-hari Yang Sering Salah Dieja Daftar 10 kosakata yang salah ketika dieja ini hanya kosakata bahasa Indonesia yang paling sering saya gunakan. Dan juga kosakata yang sudah saya temukan ejaan yang benar menurut Kamus Besar Bahasa Indoensia KBBI dan juga sebagian referensi saya dapatkan dari WikiPedia. 1. Silakan atau Silahkan Kosakata pertama yang paling sering salah ketika dieja adalah kosakata silakan dan silahkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI penulisan yang benar adalah silakan bukan silahkan. Kosakata silakan mempunyai makna kata perintah halus dan juga mempunyai arti menyuruh, meminta, dan juga mengajak secara hormat. Di dalam KBBI tidak ditemukan kata silah, namun yang ada hanya kata sila. Adapun kata sila ini mempunyai tiga makna dan Anda bisa menemukannya sendiri di KBBI. 2. Aktivitas atau Aktifitas Kedua kosakata ini jika kita lafalkan maka tidak akan terdengar perbedaannya antara penulisan dengan huruf “v” dan huruf “f”. Namun jika kosakata ini kita temukan dalam sebuah tulisan, tentunya akan terlihat jelas perbedaan antara keduanya. Lalu mana yang benar, apakah “aktivitas” atau “aktifitas”? Kosakata ini bermula dari penyerapan kosakata asing yang mulanya adalah “activity” bukan dari kata “active”. Sedangkan menurut kaidah yang sudah disepakati setiap kosakata hasil serapan bahasa asing yang berakhiran -ity akan diserap menjadi -itas, activity menjadi activitas bukan aktifitas karena mulanya bukan dari kata active. Contoh lainnya university menjadi universitas dan reality menjadi realitas. 3. Kualitas atau Kwalitas Terkadang kita bingung jika dihadapkan pada tulisan yang terdapat kata kualitas dan juga kwalitas. Perbedaannya yang satu menggunakan huruf “u” dan yang satunya menggunakan huruf “w”. Contoh lainnya seperti kosakata kuitansi dan kwitansi, kuantitas dan kwantitas, kualitas dan kwalitas. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI penulisan yang benar adalah yang menggunakan huruf “u” bukan huruf “w”. Jadi yang betul adalah kualitas bukan kwalitas. Begitupun untuk kosakata yang lainnya. 4. Manfaat atau Manfa’at Biasanya setiap kosakata serapan dari bahasa Arab yang mengandung tulisan huruf “ain” maka ditulisnya sering menggunakan tanda hamzah . Fungsinya untuk memisahkan pelafalan yang berbeda. Namun pada penulisan bahasa Indonesia saat ini tanda hamzah tersebut sudah tidak digunakan lagi. Jadi untuk penulisan kosakata antara manfaat dan manfa’at adalah yang benar manfaat bukan manfa’at. Begitupun untuk kosakata-kosakata lainnya seperti doa bukan do’a, jumat bukan jum’at, taat bukan ta’at, maaf bukan ma’af, dan sebagainya. 5. Analisis atau Analysis Kosakata inipun berasal dari serapan bahasa Inggris yaitu analysis. Jika kosakata serapan bahasa Inggris setiap akhiran -ysis maka akan berubah menjadi -isis. Dengan begitu analysis penulisan bahasa Indonesia yang benar adalah menjadi analisis dan bukan KBBI analisis adalah sebuah penyelidikan terhadap suatu peristiwa seperti karangan, perbuatan, dan sebagainya untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya. Lebih lengkapnya lagi silakan Anda temukan di KBBI baik online ataupun offline. 6. Sekadar atau Sekedar Umumnya mungkin kita mempunyai anggapan kalau kosakata yang benar adalah sekedar. Namun kenyataannya kata tersebut menurut KBBI salah. Jika kita membuka KBBI maka tidak akan ditemukan kata dasar “kedar” tapi yang ada adalah kata dasar “kadar”. Dengan begitu jika kita menambahkan imbuhan “se” didepannya maka akan menjadi “sekadar”. Saya sendiri awalnya tidak memahami dan sering menggunakan kata sekedar dalam berkomunikasi atau menulis artikel. Selain itu banyak juga kosakata lainnya yang menurut EYD tidak baku, seperti sistem sering dibaca sistim, apotek bukan apotik, varietas bukan varitas, asas bukan azas, dan sebagainya. 7. Praktik atau Praktek Diantara kedua kata ini saya yakin kita lebih sering menggunakan kata praktek daripada praktik. Namun kenyataannya kata yang benar adalah “praktik” dan bukan “praktek”. Setiap kata serapan yang mempunyai akhiran -ic maka perubahan yang benar adalah menjadi akhiran -ik. Jadi jelas bahwa kata praktik yang benar daripada praktek dan juga malpraktik bukan malpraktek. Dari kata praktik kita mengenal juga kata praktikan, yaitu orang yang sedang melakukan praktik. Dan juga kita kenal kata praktikum yaitu kegiatan yang hubungannya dengan praktik atau percobaan. 8. Mengubah atau Merubah Menurut kaidah bahasa Indonesia antara “mengubah” dan “merubah” yang benar adalah mengubah. Kata dasar mengubah adalah dari kata “ubah” bukan “rubah”. Kita harus menghilangkan konsep menulis atau komunikasi yang mempunyai paham yang benar adalah kata merubah. Kata dasar “ubah” menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI mempunyai makna tukar, pindah, dan ganti. Selanjutnya kata dasar “rubah” menurut KBBI adalah seekor hewan sejenis anjing, bermoncong panjang. Tentunya bukan itu arti sesungguhnya yang ingin disampaikan oleh kita. Contoh kalimatnya “Saya telah mengubah bentuk muka dengan melakukan operasi plastik”. Artinya “Saya telah menukar/mengganti bentuk muka dengan melakukan operasi plastik”. Coba bayangkan jika menggunakan kata “merubah”! 9. Nol atau Kosong Tahukah Anda bahwa “nol” 0 tidak bisa disamakan dengan “kosong” begitupun sebaliknya. Hal keliru ini mungkin sudah membudaya dan melekat kuat didalam kegiatan sehari-hari kita seperti dalam percakapan langsung atau bahkan di berbagai media audiovisual seperti televisi dan radio. Penyebutan angka “nol” 0 yang disamakan dengan “kosong” sering dijumpai ketika pengucapan nomor telepon. Contohnya “085709XXXXXX” maka akan dibaca “kosong delapan lima tujuh kosong sembilan XXXXXX”. Mempunyai anggapan bahwa “nol” sama dengan “kosong” adalah sesuatu hal yang keliru. Alasannya menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia KBBI bahwa “kosong” adalah 1 tidak berisi peti — itu rupanya menjadi sarang tikus; 2 tidak berpenghuni rumah itu sudah lama –; 3 hampa; berongga batang kangkung itu — di dalamnya; 4 tidak mengandung arti dia menerima tangan saya dng sikap dingin dan pandangan yg –. Kesimpulannya tidak ditemukan dalam KBBI kalau “kosong” bisa kita rujuk untuk penyebutan angka. Hal ini sama dengan pelafalan kosakata bahasa Inggris, yaitu setiap angka yang mengandung angka “0” maka akan disebutkan sebagai “zero” atau “ou” bukan “empty”. 10. Di mana atau Dimana Jika kita merujuk kepada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan EYD setiap kata depan di, ke, dan dari harus ditulis terpisah dari kata yang mengikutinya. Namun tidak berlaku bagi gabungan suku kata yang sudah lazim penggunaannya seperti kata daripada dan kepada. Dengan begitu penulisan yang benar adalah “di mana” bukan “dimana”. Penggunaan kata “di mana” yang tepat hanyalah untuk digunakan sebagai kata tanya dalam sebuah kalimat tanya. Dan juga bisa digunakan sebaga kata penghubung yang menyatakan tempat serta dalam bentuk “di mana-mana”. Berikut contoh kalimatnya – Di mana kamu sekolah? – Sementara ini saya akan berpikir dulu di mana kamu akan sekolah. – Di mana kamu sekolah, di situlah sayapun akan sekolah. – Kamu bisa sekolah di mana-mana. Namun perlu kita ketahui juga bahwa kata “di mana” tidak bisa kita gunakan untuk menghubungkan dua klausa yang tidak sederajat. Penggunaan kata “di mana” bukan untuk sebagai kata penghubung. Karena di dalam pedoman bahasa Indonesia kata penghubung adalah “yang”. Contoh kalimatnya adalah – Di mana sebagai pengganti tempat “Saya ke sekolah di mana menempuh pendidikan kakak saya”. Seharusnya “Saya ke sekolah tempat menempuh pendidikan kakak saya”. – Di mana sebagai pengganti dengan “Pelajaran selanjutnya adalah Matematika di mana pak Hermawan adalah gurunya”. Seharusnya “Pelajaran selanjutnya adalah Matematika dengan pak Hermawan adalah gurunya”. – Dimana sebagai pengganti yang “Guru Matematika memberikan pelajaran tambahan kepada siswa di mana nilainya kurang dari KKM”. Seharusnya “Guru Matematika memberikan pelajaran tambahan kepada siswa yang nilainya kurang dari KKM”. Agar kita mempunyai kemampuan berbahasa yang baik maka kita meski memperbanyak lagi pembendaharaan kosakata. Dengan salahnya ketika kita berbahasa maka bisa menimbulkan multitafsir pembaca. Kesuksesan dalam berbahasa Indionesia yang baik dan benar tidak bisa ditentukan dengan latar belakang lulusan pendidikan orang tersebut. Banyak juga orang yang sukses dalam bidang menulis tapi bukan jebolan atau sarjana kebahasaan. Mungkin untuk sementara hanya itu saja kumpulan kosakata bahasa Indonesia sehari-hari yang paling sering salah dieja. Mari kita belajar bersama-sama dalam pengucapan bahasa yang baik dan benar menurut EYD atau KBBI.

carilah contoh penggunaan kelas kata dalam kehidupan sehari hari